Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bekerja sama dengan Subbagian SDM Perwakilan Provinsi Jawa Barat menggelar seminar sehari bertajuk “Seminar Komunikasi Dalam Pengasuhan Anak”, pada hari Kamis, 6 Februari 2014, bertempat di Aula Perwakilan.
Seminar yang diikuti oleh para pegawai perwakilan beserta istri ini dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Ir. Cornell S. Prawiradiningrat, M.M.. Hadir sebagai pembicara tunggal yaitu psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati, Dra. Perwitasari Mulyaningsih, Psi.
Kepala Perwakilan dalam sambutan pembukaan berharap Psikolog yang memberikan materi dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang kerap dihadapi para Pemeriksa terutama dalam hal pengasuhan anak. Pemeriksa yang sering berpindah tempat tugas dan melaksanakan pemeriksaan dalam jangka waktu lama sangat rentan dalam hubungan dengan keluarga terutama hubungan dengan anak.
“Manusia tidak lepas dari masalah. Namun, masalah tersebut tidak boleh kita hindari tetapi harus dihadapi dan dicari solusinya. Salah satunya dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan karena Tuhan akan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah kepada umatnya,” demikian pesan Kepala Perwakilan.
Sementara itu, menurut Perwitasari masalah yang kerap dihadapi para orang tua dalam mengasuh anak adalah ketidaksiapan menjadi orang tua dan kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak.
“Banyak orang tua yang tidak siap menjadi orang tua. Sebagai orang tua kita tidak menguasai tahapan perkembangan anak dan tidak mengetahui cara otak bekerja. Terdapat perbedaan perlakukan antara anak perempuan dengan laki-laki. Hal ini penting karena akan berpengaruh kepada kepribadian dan masa depan anak,” ujar Perwitasari.
Sedangkan kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak menurut Perwitasari antara lain berbicara tergesa-gesa kepada anak sehingga anak tidak dapat menangkap pesan yang orang tua sampaikan, tidak kenal diri sendiri, dan orang tua sering kali lupa bahwa setiap anak adalah individu unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kemudian perbedaan kebutuhan dan kemauan antara anak dan orang tua acapkali berbuah kesalahpahaman.
Kekeliruan lain dalam komunikasi antara orang tua dan anak yaitu tidak membaca bahasa tubuh, tidak mendengar perasaan, kurang mendengar aktif anak, dan menggunakan gaya memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan serta mengancam.
Lalu bagaimana cara mengatasi kekeliruan berkomunikasi dengan anak? Caranya antara lain dengan membaca bahasa tubuh anak karena bahasa tubuh tidak pernah bohong. Kemudian mendengarkan perasaan anak dan menjadi pendengar yang baik. Menghindari gaya seperti memerintah, menyalahkan, membandingkan dan mengancam juga cukup jitu untuk berkomunikasi dengan anak.
“Kunci utama dalam berkomunikasi dengan anak yaitu mulai dari diri Anda, para orang tua. Tingkah laku yang kita lakukan sehari-hari merupakan contoh bagi anak. Oleh sebab itu selalu bertingkah laku yang baik karena anak adalah peniru ulung. Terakhir jangan jauh dari Tuhan,” kata Perwitasari menutup seminar tersebut.
Setelah selesai seminar diadakan konsultasi gratis tentang anak bagi pegawai yang membutuhkan konseling. Konseling ini sendiri diprakarsai oleh Employee Care Center (ECC) BPK RI. Bagi pegawai yang membutuhkan konseling pribadi dipersilakan untuk langsung datang ke ECC BPK RI di kantor pusat BPK RI atau dapat juga melalui email. (***)