Guna menurunkan angka stunting di Jawa Barat, pemprov terus mendorong upaya penanganan permasalahan gizi terhadap anak tidak hanya di tahun ini saja, bahkan sejak beberapa tahun lalu. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Provinsi Jabar berhasil menurunkan angka prevalensi stunting 10,9 persen dari 31,1 persen di tahun 2018. Sedangkan sampai 2022 rata-rata penurunan angka stunting dipastikan mencapai 2,72 persen per tahun.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin optimis target penurunan stunting di Jabar bisa mencapai 14 persen di tahun 2024 mengikuti target angka stunting nasional. “Insya Allah (target 14 persen) saya yakin bisa tercapai di 2024,” ungkap Bey saat ditemui usai kegiatan Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat di Hotel Pullman, Kota Bandung, baru-baru ini. Lanjut Bey untuk mencapai target 14 angka stunting nasional pihaknya perlu melakukan upaya ganda mulai dari pemenuhan gizi sejak maka kehamilan sampai membangun infrastruktur mumpuni seperti akses air bersih dan sanitasi. “Ada dua intervensi, yang satu betul-betul ditujukan pada anak, satu lagi ini yang harus dikerjakan bersama-sama seperti sanitasi dan air. Jadi tak hanya makanan atau sampai ibu hamil, tapi juga semuanya harus diperhatikan bersama-sama,” paparnya.
Merujuk pada angka Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat elektronik (e-PPGBM), angka stunting di Jabar saat ini hanya 6,01 persen, dengan data by name by address balita stunting sebanyak 178.058 per 15 Oktober 2023, dari sebelumnya 183.440 balita pada 2022. Angka tersebut masuk dalam kategori rendah, meskipun terdapat perbedaan data sebesar 14,19 persen jika dibandingkan dengan data SSGI. Upaya perbaikan kualitas data telah dilakukan melalui pelaksanaan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dengan peningkatan jumlah sampling.
https://jabar.bpk.go.id/files/2023/11/10_Catatan-Berita-Oktober-2023_revksb.pdf