Serapan APBD Jabar Baru Mencapai 77 Persen

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhammad Syarif Abdussalam

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Serapan anggaran pembangunan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Jabar 2017 hingga pekan pertama Desember 2018 baru mencapai 77,30%.

Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan serapan tersebut dihitung dari anggaran daerah yang mencapai total Rp 27,17 triliun.

“Alhamdulillah untuk belanja daerah saja yang mencapai Rp 26,86 triliun sudah terserap 76,41%,” katanya di Bandung, Senin (11/12/2017).

Menurut Iwa, ada sejumlah pos yang menunjukan penyerapan signifikan, yakni belanja pegawai yang sudah mencapai 78%, belanja subsibsi dengan nilai Rp 15 miliar yang sudah mencapai 98%, dan belanja hibah telah terserap 78%.

“Di pos belanja hibah itu termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah terserap Rp 7,7 triliun,” katanya.

Dana bagi hasil sebesar Rp 6,9 trilun realisasinya baru Rp 5,36 triliun atau baru 77,05%.

Iwa menilai penyerapan dana bagi hasil, kemungkinan akan melesat karena daerah diberi waktu menyelesaikan pada triwulan IV setelah 15 Desember 2018.

“Sama juga dengan belanja bantuan keuangan yang baru 73,4 %, diupayakan sebelum 15 Desember agar penyerapan tinggi,” ucapnya.

Belanja bantuan tak terduga, katanya, masih tersisa sekitar Rp 108 miliar.

Pos yang dialokasikan untuk penanganan bencana ini baru terserap kecil sekitar Rp 26 juta.

“Ini dana untuk sewaktu-waktu dibutuhkan saat bencana alam. Meski ada sejumlah kejadian, rupanya pada kenyataannya tidak ada pengajuan signifikan dari daerah,” katanya.

Di minggu-minggu terakhir penyerapan anggaran, pihaknya tengah memantau khusus pos belanja modal, barang dan jasa.

Hingga pekan lalu, belanja modal yang dialokasikan Rp 2,74 triliun baru terserap Rp 1,438 triliun, sementara barang dan jasa dari Rp 4,6 triliun baru terpakai Rp 3,6 triliun.

“Perhatian kami di belanja langsung khususnya belanja modal, barang juga jasa serta menyangkut bagi hasil, dan bantuan keuangan ke daerah. Sehingga target kami penyerapan tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu di angka sekitar 93-94%,” katanya.

Iwa mengatakan penyerapan APBD menjelang akhir tahun terkesan lambat karena ada beberapa persoalan di lapangan di luar kekuasaan pemerintah provinsi. Dia menunjuk sejumlah lelang mengelami kegagalan yakni lelang pembangunan masjid terapung di Gedebage, juga rencana pembangunan gedung kesenian.

“Ada persoalan beberapa lelang yang beberapa kali dilakukan, seperti masjid besar di Gedebage yang meleset dari rencana, ada beberapa juga yang terkait rencana pembangunan gedung kesenian kelihatannya tidak tercapai juga,” katanya.

Dalam pekan-pekan terakhir ini, katanya, akan terus memantau langsung proses pencairan. Iwa pun meminta agar para kepala daerah segera menyerahkan dokumen terkait pencairan bantuan keuangan, begitupun dinas-dinas di lingkungan Pemprov jabar.

“Minggu terakhir ini saya pantau langsung proses pencairan kecuali yang di luar kendali kami seperti terkait lelang yang meleset,” ucapnya.

Meski bantuan keuangan daerah turun agak lambat, dirinya mengaku lega karena bantuan keuangan ke desa sebesar Rp 115 juta per desa dipastikan serapannya sudah hampir 100%.

Iwa memastikan belajar dari penyerapan dana desa, seluruh pihak diminta segera mempercepat administrasi.

Sumber : http://jabar.tribunnews.com